Harga Bitcoin (BTC) mencatat lonjakan tajam pada Selasa sore, menembus angka $93.000 untuk pertama kalinya sejak awal tahun. Kenaikan hampir 7% ini dipicu oleh sentimen positif terkait kemungkinan meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Namun, meskipun pasar terlihat bergairah, data fundamental menunjukkan bahwa permintaan terhadap kripto masih menghadapi hambatan signifikan.
Pernyataan Pemerintah Dorong Optimisme Pasar
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dalam sebuah forum eksklusif yang digelar JPMorgan, menyatakan bahwa kebuntuan tarif dengan Tiongkok “tidak berkelanjutan” dan mengisyaratkan bahwa ada peluang untuk de-eskalasi dalam waktu dekat. Ia menyebut kondisi saat ini sebagai “semi-embargo perdagangan” yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jika tidak segera diselesaikan.
Sementara itu, Presiden Donald Trump menambahkan bahwa tarif AS terhadap barang-barang Tiongkok akan “turun secara substansial”, menenangkan kekhawatiran investor atas potensi perang dagang jangka panjang. Ia juga mengonfirmasi bahwa Ketua The Fed Jerome Powell akan tetap menjabat, di tengah spekulasi tekanan politik untuk menurunkan suku bunga.
Altcoin Ikut Terbang
Tak hanya Bitcoin yang terdongkrak, altcoin juga menunjukkan performa mengesankan. Ethereum (ETH) naik 8% dan diperdagangkan di atas $1.700. Sementara Dogecoin (DOGE) dan token Sui (SUI) masing-masing mencatat kenaikan 8,6% dan 11,7% dalam 24 jam terakhir. Indeks CoinDesk 20, yang mencerminkan performa 20 aset kripto teratas, naik 5,2%.
Data On-Chain Ungkap Kelemahan Permintaan
Meski reli pasar terlihat mengesankan, analis memperingatkan bahwa fondasi permintaan belum cukup kuat untuk mempertahankan momentum. Menurut laporan CryptoQuant, permintaan terhadap Bitcoin secara on-chain turun sekitar 146.000 BTC dalam 30 hari terakhir.
Lebih mengkhawatirkan lagi, indikator momentum permintaan investor baru mencatat level terendah sejak Oktober 2024—menandakan bahwa banyak kenaikan harga saat ini mungkin tidak didukung oleh partisipasi investor ritel atau institusional yang signifikan.
Likuiditas dan USDT Masih di Bawah Rata-rata
Tether (USDT), stablecoin terbesar di dunia dan salah satu indikator utama likuiditas pasar kripto, hanya tumbuh $2,9 miliar dalam dua bulan terakhir. Padahal, historisnya, lonjakan harga Bitcoin yang berkelanjutan biasanya diiringi pertumbuhan USDT di atas $5 miliar.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun ada kenaikan harga, kekuatan beli baru di pasar belum cukup besar untuk menopang reli yang lebih panjang.
Zona Resistensi dan Risiko Koreksi
Secara teknikal, Bitcoin kini menghadapi zona resistensi kuat antara $91.000–$92.000, yang dalam beberapa bulan terakhir menjadi “dinding psikologis” pasar. CryptoQuant juga mencatat bahwa skor bull on-chain saat ini berada di wilayah bearish, memperbesar kemungkinan harga akan mengalami koreksi dalam waktu dekat.
Reli Bitcoin yang melampaui $93.000 mencerminkan bagaimana sentimen geopolitik dan kebijakan fiskal global bisa langsung mempengaruhi pasar aset digital. Namun, ketidakseimbangan antara harga dan permintaan membuat investor tetap harus berhati-hati.
Apakah Bitcoin mampu mempertahankan posisinya di atas $90.000 atau kembali terkoreksi? Jawabannya bergantung pada kombinasi faktor makro, dukungan on-chain, dan arus masuk modal baru ke dalam ekosistem kripto.