Dunia kripto kembali dihebohkan. Stablecoin First Digital USD (FDUSD) sempat mengalami pelepasan dari patokan dolar AS (depeg) pada 2 April 2025, setelah pendiri jaringan Tron, Justin Sun, mengklaim bahwa penerbit stablecoin tersebut, First Digital, tengah menghadapi masalah insolvency (ketidakmampuan membayar utang).
Kabar tersebut langsung membuat pasar bereaksi cepat, dengan harga FDUSD sempat turun di bawah $1 di beberapa platform perdagangan.
First Digital Membantah Keras: “FDUSD Masih 100% Didukung Dolar AS”
Tak butuh waktu lama, pihak First Digital merespons klaim Justin Sun dan menyatakan bahwa perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat, serta FDUSD tetap sepenuhnya didukung oleh aset cadangan yang likuid dan aman.
“Setiap unit FDUSD sepenuhnya dijamin oleh aset dolar AS yang disimpan dalam bentuk Surat Utang Negara AS (US Treasury Bills). Nomor ISIN dari seluruh cadangan juga dicantumkan secara transparan dalam laporan atestasi kami,” ujar perwakilan First Digital.
Perusahaan juga menyebut tuduhan Justin Sun sebagai bagian dari kampanye pencemaran nama baik dan menyatakan bahwa mereka tengah mempertimbangkan langkah hukum atas pernyataan yang disebarkan melalui media sosial tersebut.
Tudingan Justin Sun dan Efek Domino di Pasar Kripto
Justin Sun memang dikenal sebagai sosok kontroversial di industri kripto. Pernyataannya soal insolvensi First Digital langsung memicu kepanikan di pasar, meskipun tidak disertai dengan bukti konkret.
Hal ini kembali menyoroti betapa rentannya ekosistem stablecoin terhadap sentimen publik dan spekulasi di media sosial. FDUSD sendiri merupakan stablecoin yang digunakan secara luas di berbagai protokol DeFi dan platform kripto.
Saatnya Industri Kripto Serius soal Transparansi?
Kejadian ini membuka kembali diskusi penting mengenai transparansi cadangan stablecoin. Saat ini, mayoritas stablecoin hanya menyajikan laporan atestasi dari auditor pihak ketiga yang bersifat statis, alias hanya mencerminkan “cuplikan” kondisi cadangan pada titik waktu tertentu.
Menurut Tal Zackon, pendiri Tres Finance, sistem pelaporan seperti itu rawan manipulasi. Ia menyarankan agar industri beralih ke sistem audit proof-of-reserve berbasis blockchain, yang memungkinkan verifikasi real-time dan transparan langsung di jaringan.
Teknologi seperti Merkle Tree dan zero-knowledge proofs disebut-sebut dapat menjadi standar audit baru untuk stablecoin, terutama jika aset digital ini ingin diakui dan digunakan dalam infrastruktur keuangan global.
Insiden depeg FDUSD menjadi pengingat penting bahwa kepercayaan pasar terhadap stablecoin sangat rapuh dan dapat terguncang hanya dengan satu pernyataan — apalagi jika berasal dari tokoh berpengaruh. Di saat yang sama, hal ini menunjukkan bahwa industri kripto masih membutuhkan standar transparansi yang lebih tinggi agar bisa terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan.